Sabtu, 01 Desember 2012

ALTRUISME


           Menurut Walstern, dan Piliavin (Deaux, 1976). Perilaku altruistik adalah perilaku menolong yang timbul bukan karena adanya tekanan atau kewajiban, melainkan tindakan tersebut bersifat suka rela dan tidak berdasarkan norma–norma tertentu, tindakan tersebut juga merugikan penolong, karena meminta pengorbanan waktu, usaha,uang dan tidak ada imbalan atau pun reward dari semua pengorbanan .
            Definisi lain menyebutkan bahwa altruisme adalah tindakan suka rela yang dilakukan oleh seseorang atau pun kelompok orang untuk menolong orang lain tampa mengharapkan imbalan apa pun, kecuali mungkin  perasaan telah melakukan perbuatan baik. Sears dkk,(1994) dengan defenisi ini, apakah suatu tindakan altuistik atau tidak, tergantung pada tujuan penolong, orang yang tidak dikenal mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menolong korban dari mobil yang terbakar, dan menghilang begitu saja, merupakan tindakan altruistik, lebih lanjut dijelaskan perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia dengan rela untuk berbuat sesuatu untuk orang lain, tanpa berharap mendapatkan imbalan apa pun, sebaliknya egoisme mengunakan kepentingan sendiri diatas kepentingan orang lain untuk mengejar kesenagan.

          Terdapat kesamaan kesimpulan   Menurut Leeds (Staub, 1978) bahwa suatu tindakan yang dapat dikatakan altruisme apa bila memenuhi tiga kriteria yaitu:
  1. Hasilnya baik bagi penolong maupun yang ditolong
  2. Tindakan tersebut dilakukan secara sukarela tindakan tersebut dilakukan  atas dasar empati bukan karena paksaan
  3. Tindakan itu bukan untuk kepentingan diri sendiri, karena tindakan  tersebut mengandung resiko tinggi pelaku, pelaku tidak mengharapkan imbalan materi, tidak untuk memperoleh persahabatan dan keintiman

Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya. Sikap dari nilai altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian perhatian, komitmen atau prinsip yang dipegang teguh oleh perawat untuk mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan hati, serta ketekunan.

Pada altruisme salah satu yang penting adalah sifat empati atau merasakan perasaan orang lain di sekitar kita. Hanya altruisme timbal balik yang mempunyai dasar biologis. Kerugian potensial dari altruisme yang dialami individu diimbangi dengan kemungkinan menerima pertolongan dari individu lain. Beberapa ahli mengatakan bahwa altruisme merupakan bagian “sifat manusia” yang ditentukan secara genetika, karena keputusan untuk memberikan pertolongan melibatkan proses kongnisi sosial komplek dalam mengambil keputusan yang rasional (Latane&Darley, Schwartz, dalam Sears, 1991).
Perawat yang memiliki nilai yang baik pasti akan menggali metode dan keterampilan yang diperlukan untuk memberdayakan asuhan yang efektif (Bishof & Scudder, 1990). Mereka menunjukkan kepedulian terhadap klien dengan mendukung dan menguatkan klien, sehingga klien dapat sembuh dari sakitnya, dapat mengatasi kelemahannya, dan hidup lebih sehat. Mereka peduli dengan kesejahteraan klien. Kehadiran kepedulian seringkali membantu proses penyembuhan (Bishof & Scudder, 1990).

Hal yang mendasari dilakukannya perilaku altruistik menurut Myer (1996) adalah :
1. Social – exchange
Pada teori ini, tindakan menolong dapat dijelaskan dengan adanya pertukaran sosial–timbal balik (imbalan-reward). Altruisme menjelaskan bahwa imbalan-reward yang memotivasi adalah inner-reward (distress). Contohnya adalah kepuasan untuk menolong atau keadaan yang
menyulitkan (rasa bersalah) untuk menolong.
2. Social Norms
Alasan menolong orang lain salah satunya karena didasari oleh ”sesuatu” yang mengatakan pada kita untuk ”harus” menolong.”sesuatu” tersebut adalah norma sosial. Pada altruisme, norma sosial tersebut dapat dijelaskan dengan adanya social responsibility. Adanya tanggungjawab sosial, dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan menolong karena dibutuhkan Dan tanpa menharapkan imbalan di masa yang akan datang.
3. Evolutionary Psychology
Pada teori ini, dijelaskan bahwa pokok dari kehidupan adalah mempertahankan keturunan. Tingkah laku altruisme dapat muncul (dengan mudah) apabila ”orang lain” yang akan disejahterakan merupakan orang yang sama (satu karakteristik). Contohnya: seseorang menolong orang yang sama persis dengan dirinya – keluarga, tetangga, dan sebagainya.

Perawat harus menghargai kepentingan orang di atas kepentingan diri sendiri. Perawat mempunyai sifat kemanusiaan terhadap sesama, untuk mampu memberikan perawatan yang berkualitas, maka diperlukan lima langkah sebagai berikut (Dwidiyanti, 2007).:
1. Perawat seharusnya mengerti apa yang akan terjadi Perawat mengkaji pasien dan memahami bahwa pengetahuan dan pengalamannya tidak boleh mempengaruhi keismpulan yang dibuat untuk pasien, untuk itu perawat harus mempersiapkan diri dengan baik kalau akan mengkaji pasien, artinya perawat mengetahui kelebihan dan kekurangannya sebagai perawat.
2. Perawat mengetahui kata hatinya
Kata hati atau nurani merupakan bagian yang sangat penting dalam memahami situasi/kondisi atau masalah yang sedang dialami pasien. Dengan nurani atau hati perawat mampu mengerti secara keseluruhan masalah yang sebenarnya terjadi pada pasien. Karena dari beberapa referensi menyatakan bahwa dengan nurani kebenarannya lebih ari 70 kali lipat dari mata.
3. Perawat mengetahui ilmunya
Perawat bergerak dari nurani ke analisa data yang memerlukan ilmu, karena data harus dibandingkan dan diinterpretasi yang akan menghasilkan masalah pasien dengan tepat.
4. Perawat mengetahui bagaimana mensintesa pengetahuan untuk memahami pasien
Perawat seharusnya mengetahui mengapa masalah itu terjadi, dan mampu menghubungkan kondisi atau fenomena satu dengan yang lain. Sehingga perawat mempunyai cara pandang yang luas tentang masalah pasien.
5. Kesukesan perawat adalah datang dari hal-hal yang kadang tidak mungkin.
Keberhasilan perawat dalam melakukan pendekatan terhadap pasien terkadang dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal yang sepele seperti memberi salam, menanyakan kabar dan sebagainya.

perry potter fundamental of nursing 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar