Menurut Walstern, dan Piliavin (Deaux, 1976). Perilaku altruistik adalah perilaku menolong yang timbul bukan karena adanya tekanan atau kewajiban, melainkan tindakan tersebut bersifat suka rela dan tidak berdasarkan norma–norma tertentu, tindakan tersebut juga merugikan penolong, karena meminta pengorbanan waktu, usaha,uang dan tidak ada imbalan atau pun reward dari semua pengorbanan .
Definisi lain menyebutkan bahwa altruisme adalah tindakan suka rela yang dilakukan oleh seseorang atau pun kelompok orang untuk menolong orang lain tampa mengharapkan imbalan apa pun, kecuali mungkin perasaan telah melakukan perbuatan baik. Sears dkk,(1994) dengan defenisi ini, apakah suatu tindakan altuistik atau tidak, tergantung pada tujuan penolong, orang yang tidak dikenal mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menolong korban dari mobil yang terbakar, dan menghilang begitu saja, merupakan tindakan altruistik, lebih lanjut dijelaskan perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia dengan rela untuk berbuat sesuatu untuk orang lain, tanpa berharap mendapatkan imbalan apa pun, sebaliknya egoisme mengunakan kepentingan sendiri diatas kepentingan orang lain untuk mengejar kesenagan.
Terdapat kesamaan kesimpulan Menurut Leeds (Staub, 1978) bahwa
suatu tindakan yang dapat dikatakan altruisme apa bila memenuhi tiga
kriteria yaitu:
- Hasilnya baik bagi penolong maupun yang ditolong
- Tindakan tersebut dilakukan secara sukarela tindakan tersebut dilakukan atas dasar empati bukan karena paksaan
- Tindakan itu bukan untuk kepentingan diri sendiri, karena tindakan tersebut mengandung resiko tinggi pelaku, pelaku tidak mengharapkan imbalan materi, tidak untuk memperoleh persahabatan dan keintiman
Akhirnya,
altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat
untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya
adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian
pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan
peran perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur
yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu
dan kemampuan dirinya. Sikap dari nilai
altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian
perhatian, komitmen atau prinsip yang dipegang teguh oleh
perawat untuk mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan hati, serta
ketekunan.
Pada altruisme salah satu yang penting
adalah sifat empati atau merasakan perasaan orang lain di sekitar kita. Hanya
altruisme timbal balik yang mempunyai dasar biologis. Kerugian
potensial dari altruisme yang dialami individu diimbangi dengan
kemungkinan menerima pertolongan dari individu lain. Beberapa ahli mengatakan
bahwa altruisme merupakan bagian “sifat manusia” yang ditentukan
secara genetika, karena keputusan untuk memberikan pertolongan melibatkan
proses kongnisi sosial komplek dalam mengambil
keputusan yang rasional (Latane&Darley, Schwartz, dalam Sears,
1991).
Perawat yang memiliki nilai yang baik
pasti akan menggali metode dan keterampilan yang diperlukan untuk
memberdayakan asuhan yang efektif (Bishof & Scudder, 1990).
Mereka menunjukkan kepedulian terhadap klien dengan mendukung dan menguatkan
klien, sehingga klien dapat sembuh dari sakitnya, dapat mengatasi kelemahannya,
dan hidup lebih sehat. Mereka peduli dengan kesejahteraan klien. Kehadiran
kepedulian seringkali membantu proses penyembuhan (Bishof & Scudder, 1990).
Hal yang mendasari
dilakukannya perilaku altruistik menurut Myer (1996) adalah :
1. Social – exchange
Pada
teori ini, tindakan menolong dapat dijelaskan dengan adanya pertukaran
sosial–timbal balik (imbalan-reward). Altruisme menjelaskan bahwa
imbalan-reward yang memotivasi adalah inner-reward (distress).
Contohnya adalah kepuasan untuk menolong atau keadaan yang
menyulitkan
(rasa bersalah) untuk menolong.
2. Social Norms
Alasan
menolong orang lain salah satunya karena didasari oleh ”sesuatu” yang
mengatakan pada kita untuk ”harus” menolong.”sesuatu” tersebut adalah norma
sosial. Pada altruisme, norma sosial tersebut dapat dijelaskan dengan adanya social
responsibility. Adanya tanggungjawab sosial, dapat menyebabkan seseorang
melakukan tindakan menolong karena dibutuhkan Dan tanpa menharapkan imbalan di
masa yang akan datang.
3. Evolutionary Psychology
Pada
teori ini, dijelaskan bahwa pokok dari kehidupan adalah mempertahankan
keturunan. Tingkah laku altruisme dapat muncul (dengan mudah) apabila ”orang
lain” yang akan disejahterakan merupakan orang yang sama (satu karakteristik).
Contohnya: seseorang menolong orang yang sama persis dengan dirinya – keluarga,
tetangga, dan sebagainya.
Perawat harus menghargai kepentingan orang di atas
kepentingan diri sendiri. Perawat mempunyai sifat kemanusiaan terhadap sesama,
untuk mampu memberikan perawatan yang berkualitas, maka diperlukan lima langkah
sebagai berikut (Dwidiyanti, 2007).:
1. Perawat seharusnya mengerti apa yang akan terjadi
Perawat mengkaji pasien dan memahami bahwa pengetahuan dan pengalamannya tidak
boleh mempengaruhi keismpulan yang dibuat untuk pasien, untuk itu perawat harus
mempersiapkan diri dengan baik kalau akan mengkaji pasien, artinya perawat
mengetahui kelebihan dan kekurangannya sebagai perawat.
2. Perawat mengetahui kata hatinya
Kata
hati atau nurani merupakan bagian yang sangat penting dalam memahami
situasi/kondisi atau masalah yang sedang dialami pasien. Dengan nurani atau
hati perawat mampu mengerti secara keseluruhan masalah yang sebenarnya terjadi
pada pasien. Karena dari beberapa referensi menyatakan bahwa dengan nurani
kebenarannya lebih ari 70 kali lipat dari mata.
3. Perawat mengetahui ilmunya
Perawat
bergerak dari nurani ke analisa data yang memerlukan ilmu, karena data harus
dibandingkan dan diinterpretasi yang akan menghasilkan masalah pasien dengan
tepat.
4. Perawat mengetahui bagaimana mensintesa pengetahuan
untuk memahami pasien
Perawat
seharusnya mengetahui mengapa masalah itu terjadi, dan mampu menghubungkan
kondisi atau fenomena satu dengan yang lain. Sehingga perawat mempunyai cara
pandang yang luas tentang masalah pasien.
5. Kesukesan perawat adalah datang dari hal-hal yang
kadang tidak mungkin.
Keberhasilan
perawat dalam melakukan pendekatan terhadap pasien terkadang dapat dilakukan
dengan melakukan hal-hal yang sepele seperti memberi salam, menanyakan kabar
dan sebagainya.
perry potter fundamental of nursing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar